Minggu, 07 Februari 2010

BAB I
PENDAHULUAN


Dalam masyarakat modern ini, kebutuhan akan alat-alat produksi, barang-barang konsumsi maupun jasam semakin meningkat jumlah maupun macam ragamnya dengan mutu yang bertambah baik dan berdaya guna yang lebih lama. Sejalan dengan perkembangan ini dalam masyarakat terbuka timbul pulalah persaingan yang semakin ketat yang disebabkan oleh motif ekonomi dan non-ekonomi untuk mendapatkan kesempatan membangun proyek-proyek pengadaan fasilitas. Dengan demikian para pelaksana proyek didorong untuk mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan, metode dan teknik pelaksanaan pekerjaan yang paling sesuai sehingga penggunaan sumberdaya dapat benar-benar efektif dan efisien.
Dalam rangka usaha mencari cara penyelenggaraan proyek yang paling sesuai, sebagai langkah awal kita perlu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berbentuk proyek, mengkaji karakteristik yang melekat dan hal-hal lain yang membedakannya dengan kegiatan non-proyek.
1.1. Profil Kegiatan Proyek
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumberdaya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan dengan jelas. Tugas tersebut dapat berupa membangun suatu fasilitas baru, perbaikan fasilitas yang sudah ada ataupun tugas pelaksanaan penelitian dan pengembangan. Menurut D.I. Clelang dan W.R. King (1987) “Proyek adalah gabungan dari berbagai sumberdaya yang terhimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu”
Dari definisi tersebut jelaslah bahwa proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara, sekali lewat, dalam arti tidak bersifat rutin, mempunyai titik awal dan pemberhentian akhir untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dari pengertian di atas terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah :
• Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir
• Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses memcapai tujuan telah ditentukan
• Bersifat sementara dalam arti titk awal dan akhir ditentukan dengan jelas
• Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek brlangsung.
Disamping proyek, dikenal pula program yang mempunyai makna dan sifat yang sama dengan proyek. Perbedaannya terletak pada jangka waktu pelaksanaan dan besarnya sumberdaya yang diperlukan mempunyai skala jauh lebih besar daripada proyek. Seperti program transmigrasi, program swasembada pangan dan lain-lain. Program umumnya dapat dipecah menjadi lebih dari satu proyek atau suatu proyek adalah kumpulan dari bermacam-macam proyek.
Beberapa alasan suatu proyek sering muncul antara lain :
1. Berasal dari rencana pemerintah, misalnya : proyek-proyek pembangunan jalan, bendungan, irigasi yang sifatnya dititikberatkan untuk kepentingan umum.
2. Bermula dari permintaan pasar, hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan jumlah produk yang cukup besar dan untuk itu perlu dibangun perluasan fasilitas produksi.
3. Penelitian dan pengembangan, menghasilkan suatu produk yang ternyata besar peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi baru.
4. Dalam suatu perusahaan muncul gagasan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas produksi agar lebih dapat melayani permintaan pasar maupun mempertinggi daya saing.
A. Sasaran Proyek dan Tiga Kendala (Triple Constraint)
Di dalam proses mencapai suatu tujuan proyek yang telah ditentukan batasanya yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, Jadwal yang harus dilaksanakan dan Mutu yang harus dipenuhi, maka ketiga batasan tersebut disebut Tiga Kendala (Triple Constraint).
 Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwalnya bertahun-tahun, anggarannya tidak ditentukan total proyek akan tetapi dipecah menjadi beberapa komponen atau per-periode tertentu (misalnya per kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian penyelesaian bagian-bagian proyekpun harus memenuhi sasaran anggaran per-periode.

 Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Jika hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.

 Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan criteria yang dipersyaratkan, sebagai contoh : bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroperasi secara memuaskan dalam waktu yang telah ditentukan. Jadi persyaratan mutu berarti memenuhi tugas yang dimaksudkan.

Ketiga batasan tersebut saling tarik menarik. Artinya jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya jika ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Oleh Karen aitu dari segi tehnis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.


B. Kegiatan Proyek dan Kegiatan Operasional

Banyak sekali perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional. Perbedaan yang bersifat mendasar adalah kegiatan operasional didasarkan pada konsep mendayagunakan system yang telah ada, apakah itu berbentuk pabrik, gedung atau fasilitas lain secara terus menerus dan berulang-ulang, sedangkan kegiatan proyek bermaksud mewujudkan atau membangun system yang belum ada. Dengan demikian, urutannya adalah system (fasilitas atau produk) baru kemudian dioperasikan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kegiatan yang berbentuk proyek, berikut ini disajikan perbandingan kegiatan suatu proyek dengan kegiatan operasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar